Sobat Keuangan, kamu lagi mau punya sumber penghasilan lain tapi nggak punya banyak waktu? Memasuki usia dewasa, tentunya kita akan memiliki banyak beban dan harus membagi waktu untuk pekerjaan, orang tua, ataupun anak ya. Seringkali, kita tidak punya energi dan waktu untuk mencari sumber penghasilan lain. But what if I told you, sebenarnya kamu bisa mendapatkan penghasilan dengan santuy dengan menjadi sleeping investor? Yuk kita cari tahu selengkapnya!
Apa Itu Sleeping Investor?
Sleeping investor singkatnya adalah orang yang melakukan investasi dalam jangka panjang di instrumen-instrumen keuangan yang aman dan memiliki risiko yang jelas. Intinya fokusnya bukan untuk mengumpulkan keuntungan secara maksimal dalam jangka waktu dekat, tapi gimana kita bisa membuat investasi itu berkelanjutan. Akhirnya mereka bisa tidur nyenyak tanpa terus menerus ngecek portofolionya. Trust me, this will save you a lot of time and stress!
Lalu gimana sih cara menjadi sleeping investor yang cuan? Yuk kita bahas!
Cara Menjadi Sleeping Investor
1. Kumpulin Modal
Langkah pertama yang wajib kamu lakukan adalah mengumpulkan modal untuk investasi. Modal di sini bisa kamu dapatkan dari menyisihkan 10% pendapatan kamu untuk investasi. Setelah investasi kamu menghasilkan return, kamu bisa menggulung kembali keuntungan itu untuk next investasi kamu.
2. Punya Income Stream yang Lain
Inti dari sleeping investor adalah gimana kita bisa tidur nyenyak tanpa mikirin performa Portofolio kita. Nah, tentunya kalau hidup kamu cuma bergantung pada investasi sebagai sumber penghasilan utama, kamu nggak akan bisa tidur nyenyak kan? Oleh karena itu, biar jadi sleeping investor yang tetap santuy, kamu perlu punya sumber penghasilan lain sebagai safety net jika investasi kamu gagal. In fact, umumnya orang yang menjadi sleeping investor adalah mereka yang nggak banyak waktu luang untuk memantau performa investasinya.
3. Percaya Sama Compounding!
Tahukah kamu, kalau investasi itu cuma persoalan waktu? Yap, ini dikenal dengan konsep compounding. Semua sleeping investor percaya sama compounding dan nggak mencari keuntungan dalam waktu singkat. Singkatnya konsep ini menjelaskan kalau keuntungan yang dihasilkan dari investasi tidak hanya didasarkan pada jumlah modal awal yang diinvestasikan, tetapi juga pada jumlah keuntungan yang dihasilkan dari investasi tersebut dari waktu ke waktu. Ibaratnya seperti bola salju yang makin lama makin besar.
Misalnya kamu investasi Rp1.000.000 dengan return 8% per tahun. Di tahun pertama, kamu akan mendapatkan keuntungan sebesar 8% x Rp1.000.000 = Rp80.000, jadi total investasimu menjadi Rp1.080.000. Pada tahun kedua, kamu akan mendapatkan keuntungan sebesar 8% x Rp1.080.000 = Rp86.400. Jadi, total keuntunganmu pada akhir tahun kedua adalah Rp166.400, dan total investasimu menjadi Rp1.166.400.
Pada akhir tahun ketiga, kamu akan mendapatkan keuntungan sebesar 8% x Rp1.166.400 = Rp93.312. Jadi, total keuntunganmu pada akhir tahun ketiga adalah Rp259.712, dan total investasimu menjadi Rp1.259.712. Dengan membiarkan investasimu berkembang dalam jangka waktu yang lama, kamu bakal melihat betapa besarnya efek compounding pada investasimu. Ingat, sabar adalah kunci!
4. Pilih Saham yang Undervalued
Trik yang bisa kamu coba yaitu investasi pada saham yang undervalued. Di mana saham undervalued ini adalah aset yang lebih murah dari yang seharusnya. Karena itu, saham ini memiliki potensi keuntungan yang lebih tinggi di masa depan.
Gimana cara tahu sebuah saham itu undervalued? Kamu bisa cek perusahaan yang Price to Earning Ratio (PER) rendah dengan Price to Book Value (PBV) di bawah satu. Why? Karena kalau perusahaan itu punya PER lebih rendah dari sektor bisnis yang sama, artinya saham itu lebih murah dari yang lain.
5. Pilih Jenis Aset yang Sesuai
Lastly, kamu harus memilih aset yang sesuai dengan preferensi kamu. Soalnya investasi itu bukan cuma soal saham, ada juga bentuk investasi lain seperti emas, properti, reksa dana, obligasi, dan tabungan berjangka.
Tentunya tiap jenis investasi punya risiko dan potensi yang berbeda. Penting untuk mendalami macam-macam aset tersebut. Selain itu, kamu juga bisa melakukan diversifikasi dan nggak cuma bergantung pada satu jenis investasi aja. Ingat, don’t put all your eggs in one basket!
Nah, Sobat Keuangan, itulah dia kiat-kiat untuk jadi sleeping investor yang bisa tetap cuan meski dengan cara yang santuy. Kuncinya, kamu harus menambah pengetahuan tentang istilah investasi dan juga jenis-jenis investasi. Nah, biar kamu bisa jadi knowledgeable investor, selalu cek blog Invlinic ya! Karena akan lebih banyak informasi tentang financial planning, investasi, trading, dan juga update terbaru di dunia finansial.